Brebes, MecOnline – Proses pemulangan tujuh korban gempa Cianjur asal Desa Banjarsari, Kecamatan Bantarkawung, Brebes, Jawa Tengah disesali Kepala Desa setempat. Karena dianggap layak akibat berdesak-desakan dan juga tarif yang mahal.
Kades Banjarsari, Armas mengaku prihatin atas proses pemulangan warganya. Menurutnya, pemulangan tiga jenazah beserta empat korban luka dalam satu mobil dianggap tidak layak. Selain itu, adanya biaya ambulans yang dianggap memberatkan, mengingat kondisi keluarga korban yang ekonominya kurang.
“Jika tahu harus bayar Rp.6 juta mending pakai mobil (ambulans) desa. Bisa bawa orang banyak juga, gratis lagi,” ujar Armas ditemui detikJateng di rumah duka, Selasa (22/11/2022).
Kebanyakan anggota keluarga tidak mampu. Sehingga akan memberatkan jika diharuskan membayar sewa ambulans sebesar Rp 6 juta.
“Akhirnya mereka membayar dengan patungan. Tapi bagaimanapun itu memberatkan, apalagi dalam suasana duka seperti ini. Seharusnya semua biaya ditanggung pemerintah,” tandas Armas.
Sebelumnya diinfokan ada tujuh santri asal Brebes, Cianjur, Jawa Barat menjadi korban gempa dan tiga diantaranya meninggal lalu diangkut dengan satu ambulans dan ditarik biaya Rp 6 juta.
Tujuh korban gempa Cianjur itu diangkut menggunakan satu unit ambulans APV Luxury B 1901 SIX menuju kampung halaman di Desa Banjarsari, Kecamatan Bantarkawung, Brebes. Selain tujuh korban, ada lagi satu penumpang yaitu Mualimin (42) yang merupakan keluarga dekat salah satu korban. Total ambulans itu mengangkut tiga jenazah dan lima orang luka serta kerabat.
Mualimin menceritakan dirinya terpaksa hanya menggunakan satu ambulans karena tarifnya mahal. Awalnya, dia akan menggunakan tiga ambulans, tapi dibatalkan.
“Tadinya mau pakai tiga unit, tapi dimintai Rp 18 juta. Siapa nanti yang akan bayar, jadi saya putuskan pakai satu mobil saja, jadi cuma bayar Rp 6 juta,” ungkap Mualimin.